IJTIHAD TERAKHIR SEORANG IKHWAN RADIKAL

ASSALAMU'ALAYKUM UKHTI

"Jangan pernah menunggu pasangan yang sempurna baru kau mau menikahi seorang pria, tapi menikahlah denganku maka insya Allah kesempurnaan akan hadir dalam hidupmu. Sebab aku adalah pria, dan engkau adalah wanita."
Wahai Ukhti, Hidup adalah pilihan. Dan setiap pilihan pasti mengandung dan mengundang resiko yang tak bisa dipilih, sebab resiko itu sudah satu paket dengan pilihanmu...
Dan aku memilihmu sebagai istriku. Artinya, aku siap menerima kekuranganmu sebab ku yakin bahwa dibalik kelebihan itu pasti ada kekurangan. Memilih itu "Ada apanya" tapi menerima resiko itu "Apa adanya". Kekurangan itulah yang menyebabkan kelebihan-kelebihan itu hadir dalam dirimu.
So, maukah engkau menjadi istriku? Aku mau menjadi suamimu ...
Tidak masalah, berapa kali pun engkau menolak cintaku, yang penting berapa kali aku bangkit dari setiap penolakan, untuk menyatakan tingkat keaslian cintaku padamu. Memang aku tak "jatuh cinta" kepadamu, tapi aku "bangkit cinta" kepadamu. Bagiku, jatuh itu biasa, tapi bangkit itu luar biasa. Dan engkau adalah wanita yang luar biasa, bukan wanita yang biasa di luar. Kalau kau menolakku karena kau melihatku terlalu banyak kekurangan, maka yakinilah bahwa dibalik kekurangan itu ada kelebihan. Semakin pandai kau menemukan kekuranganku, maka engkau semakin takjub kelak dengan kelebihan-kelebihanku... tapi tentunya, bukanlah takjub yang melahirkan ujub, tapi takjub yang melahirkan ijab dan ajib...
Sudahlah, tak perlu lagi kau tolak cintaku. Terima saja lamaranku ini. Semakin banyak kau menolak, maka semakin aku yakin bahwa kau segera menjadi milikku. Semakin sulit aku mendapatkanmu maka semakin tinggi cintaku padamu. So, Tak perlu kau tolak lagi, sebab cintaku sudahlah tinggi.
Astaghfirullaahal 'aziim...
Sudahlah ukhti, tak perlu aku banyak bertutur lagi, keraguanmu itu hanyalah membuat aku tambah yakin, dan keyakinanmu itu telah membuka pintu-pintu kebaikan. Tak mudah menahan cinta, itu sebabnya Allah jadikan nikah sebagai jalan keluar yang menjadikan cinta sebagai bumbu kehangatan di jalan Islam ini...
Ukhti, belum tentu pelamar berikutnya lebih baik dariku.. maka terimalah jodohmu..
aku...

dikutip dari obrolan seorang temannya teman. 
makasih mas bro

No comments:

Post a Comment

Korinthus

“Cinta itu sabar…” . Perempuan itu mendengar. Di gedung yang tak dihuni itu, di bawah bulan yang nyaris seperti limau, seseorang datang m...