Iman manusia dan Iman Iblis



Ada yang mengatakan Iman itu adalah percaya atau yakin. Iman kepada siapa? Sudah tentu yang saya bahas adalah Iman kepada Allah SWT.  

Prolog

Lalu kita, kalian tanyakan tentang Allah SWT yang butuh manusia. Oh, Allah SWT tidak butuh kamu manusia, mereka dan saya. Allah SWT sudah cukup untuk dirinya dalam segala rupa dan urusan. Allah SWT pun tak butuh ke-Imanan kalian semua. Buat apa Allah SWT membutuhkan manusia sedangkan manusia setitik debu pun tidak ada artinya di alam semesta ini.  Untuk apa Allah SWT membutuhkan manusia di dunia sedangkan malaikat jin Iblis sudah ada, mereka makhluk Allah SWT takwa taat Iman dengan sempurna. Kecuali iblis sebelum diciptakannya manusia.  Coba bandingkan lebih ber-Iman-an mana manusia dengan iblis. Memang manusia sudah ada yang bertemu dengan Allah SWT selain nabi Adam. Iblis  sudah ketemu bahkan berdialog dan berdiskusi dengan Allah SWT. Tapi kenapa iblis di laknat oleh Allah SWT sebagai penghuni neraka yang kekal. Jika memaknai Iman adalah sebuah kepercayaan ataupun keyakinan.

Jadi apa itu Iman? Apa yg membedakan Iman manusia dengan Iblis.

Iman menurut para ulama Islam adalah pengucapan dengan lisan, meyakini dengan hati, dan mengamalkan dengan anggota tubuh.

Saya akan mencoba menjelaskan sesuai dengan apa yang saya fahami berdasarkan analogi manusia dan iblis.

Iblis pada awalnya mahkluk Allah SWT yang beriman. Tapi dia menjadi tidak beriman karena dia menolak perintah Allah SWT yang intinya semua mahluk harus tunduk atau menyembah pada Adam. Jadi pikiran saya Allah SWT itu menguji kepada iblis sampai mana bukti keimanan Iblis kepada Allah SWT.

Jadi harusnya Iblis itu tunduk pada Adam itu, bukan melihat karena melihat sosok Adamnya. Tapi tuntuk dan sujud karena diperintah oleh Allah SWT.

Sama seperti halnya kita, mencintai seseorang. Kita cinta kepada orang tersebut, apa orang tersebut cukup dengan hati dan ucapan "aku cinta kamu". Tetep orang yang dicintai oleh kita itu perlu bukti (perbuatan) bahwa kita itu cinta sama dia.

Epilog

Jadi menurut saya Iman itu setuju  seperti apa diungkapkan para ulama Islam terdahulu. Iman itu akan berujung pada perbuatan sebagai bukti cinta kita dan iman itu menjadi landasan beribadah kepada Allah SWT.

2 comments:

  1. sekarang pertanyaannya, apakah keikhalasan dalam beriman juga diatur didalam regulasi ke-"iman"-an tsb.

    sbg contoh, di jaman rasulullah (mungkin) banyak penduduk mekah yang masuk islam krn sudah terdesak posisinya sehingga masuk islam.

    #buat ajang diskusi, bukan berdebat. :D

    ReplyDelete
  2. tergantung kita melihat iman dan mengartikan iman itu sendiri. jika iman itu hanya sebatas di akal, hati bukan di gerak maka kita sendiri dapat melihat.
    diatur om setahu saya karena dilihat dari dia menjalanka syariat dari Alloh.
    Abu Sufyan juga masuk islam dipaksa. secara notta bene Abdul Sopyan itu pemimpin mekkah

    ReplyDelete

Sweet Cakes and Milkshakes

intro : Limousine Eyelash Oh, baby with your pretty face Drop a tear in my wineglass Look at those big eyes See what you mean to me     ...