Email dari kawan lama

Pagi ini kamis 13 juni 2013, kaget dapat email beginian dari kawan lama yang sudah lama tidak bersua yang mencoba bertukar pikirannya  dengan saya si perjaka tuna asmara

UNTUKMU YANG AKAN MENIKAH...MUNGKIN

Semoga Alloh selalu memberkahi dan menghimpun kamu dalam kebaikan-kebaikan. Dengar kabar,  pandangan kamu tentang suatu pernikahan mulai berubah. Keyakinan yang dulunya teguh tentang mengakhiri hidup sebagai bujang sebagai mana kisah shabat Rasul yang menjadi inspirasi mu, mulai luntur (mudah-mudahan iman mah tidak luntur he he he). Tapi saya sebagai teman bersyukur dan bangga kamu ada niat untuk menggenapkan Ad-Dien kamu. Janji ikatan suci mungkin akan diikrarkan, akan ada banyak tanggung jawab yang harus dipatuhi, akan ada hak dan kewajiban yang harus dipelajari sebelumnya..dengan tuntunan Islami...
Dari ketulusan hati ijinkan kuhadiahkan untaian tulisan untukmu yang akan menikah. Bila suatu saat datang harapan,terealisasi dengan perwujudan ikrar suci dilandasi dengan pondasi keimanan dan ketakwaan..Ada nilai-nilai kebaikan,nilai-nilai kejujuran,dan kesungguhan juga..
Dibutuhkan komitmen dalam menumbuhkan, mempertahankan suatu lembaga pernikahan. Ada banyak pergantian dan perputaran masalah, ujian, cobaan sampai akhir kematian kita. Dan ada beberapanya, yang dihadapi bersama dengan bijaksana dan sabar. Ketenangan, kebahagiaan dan cinta kasih karena Alloh..
Ada banyak tanggung jawab yang dibebankan, sebagai realiasasi ketika layar berkembang  mengisi nuansa kehidupan. Semoga keberkahan dan keridhoan Alloh yang dicari..
Suasana baru yang akan hadir, adaptasi menyatukan dua jiwa yang mungkin berbeda karakter, beda suku, kepribadian, beda pendidikan atau status. Dan janganlah perbedaan itu menjadi titik curam, memperlebar perbedaan yang rentan akan terjadi konflik dan kekerasan mengancam keutuhan rumah tangga yang akan dibangun.
Dan seharusnya dengan prinsip Islamlah kita seharusnya dapat menyikapinya..dengan jalan yang benar dan lurus dan bukannya memperlebar konflik yang bukan prinsip.
Menerima kelebihan dan kekurangan pasangan yang bukan prinsip. Memasuki lembaga pernikahan sekiranya mempelajari ilmunya juga. Berjalan seiring dengan waktu bisa berharap menjadi dewasa, tahu kita meraih sukses berumah tangga dan kiat menjauhi problematika yang dapat menghancurkan rumahtangga. Tolong ingat kembali komitmen menjalankan keislamannya.
Jika engkau mendapatkan istri  yang baik engkau berbahagia, bersyukurlah, jika mendapatkan pasangan yang buruk sifatnya mudah-mudahan engkau menjadi bijaksana, bersabarlah, pandailah mengelola hati. mungkin itu ujian juga buatmu. Ingatlah pernikahan juga ujian dari Alloh. Bukankah pernikahan itu saling
berbagi, mengisi, melengkapi antara dua orang yang kurang sempurna? tapi membuatmu bahagia Ada nilai toleransi, kejujuran, kasih sayang didalamnya juga. Katakanlah dalam hatimu,dan lakukanlah.Bagaimana diriku menjadi suami yang layak dicintai istri tapi yang paling utama oleh Alloh luruskan niat..
Buktikan bentuk kasih sayangmu sebagai insan beriman, bertakwa. Buktikan jika dirimu teguh memegang Ad-Dien Islam. Buktikan tutur katamu, yang berapi-api, mendidik mengandung keteladanan yang mungkin isinya bukan sekedar omongkosong. Insya Alloh.
Dan ingatlah pernikahan yang dibangun atas pondasi Ad-Dien dan Aqidah yang lebih kokoh, kuat Insya Alloh, aman dari ancaman kehancuran, karena hal tersebut sangat kuat, dan tidak mudah berubah. Bahkan pondasi tersebut akan lebih kuat dan kokoh, seiring berlalunya waktu..
Memohon pertolongan Alloh. Tak akan mendapatkan kebahagaiaan jika pelakunya sendiri tidak berusaha untuk mencapainya untuk mendapatkan keberkahan dalam rumah tangga, tapi lalai dengan ilmunya, lalai dengan apa yang pernah dikomitmenkan dulu.
Ketika layar berkembang dikemudikan nahkoda, gelombang laut kadang tenang dan bergelombang. Semuanya karena hasil perbuatan pelakunya jangan salahkan lembaga pernikahannya. Siapa yang menanam dia yang menuai.
Wahai calon suami dan calon Bapak, engkau mungkin asing bagi si fulan mungkin ada keterkejutan dari sifatmu yang tak disukai. Dan jika tidak cepat sadar akan kondisi ini cinta yang pernah tumbuh akan padam. Akan ada riak-riak konflik yang harus ditanggapi sebagai bunga-bunga rumahtangga. Karena rumah tangga yang sehat bukan berarti berjalan mulus terus tanpa perselisihan, kekesalan. Jadikan semua itu sebagai bunga-bunga romantika yang memberi warna pada pernikahan, tetap berpegang teguh pada aturan Islam. Wahai calon suami dan calon Bapak jangan engkau ingin cepat memetik hasilnya apa yang engkau inginkan dan dambakan dari pasanganmu. Dia sama sepertimu ingin berusaha menjadi istri yang baik layak dicintai..Tidak dia lalaikan bagaimana adab dalam lisan, tindakan, hati yang harus dikoreksi. Ajari dia dengan untaian kalamullah, bagaimana caranya jika kamu tahu ilmunya, dengan bijaksana dibalik kekurangan pasti ada kelebihan.
Jika melihat prilaku yang tidak menyenangkan kepada kamu, bukankah dirimu akan melihat dari prilaku dia yang menyenangkan?
Wahai calon suami janganlah berkeluh kesah tidak berkesudahan dengan sifat calon pasanganmu, orang lain berdoa, berusaha mendapatkan jodohnya.

Insya Alloh bermanfaat.
Balas dengan surat Undangan Munakahat ya 


-Maaf kawan suratnya saya posting disini, dan saya gak bakal balas surat ini

No comments:

Post a Comment

Korinthus

“Cinta itu sabar…” . Perempuan itu mendengar. Di gedung yang tak dihuni itu, di bawah bulan yang nyaris seperti limau, seseorang datang m...