Antara Menyuruh dan Berdo'a

21-06-2013 12.00 PM



Saya pernah berpikir kenapa kita berdoa ? dan biasanya yang saya tahu doa merupakan ritual meminta ke pada Alloh, tapi berdasarkan logika saya, apakah pantas seorang hamba meminta  supaya dikabulkan? atau saya melihat seperti menyuruh kepada tuhannya, bahkan sampai mengancam dan menuntut. Berdoa kepada Alloh bahwa butuh ini itu, seakan akan kita memberitahu apa yang terbaik yang kita butuhkan dan apa yang kita perlukan.
Tapi bukankah Alloh itu maha tahu?  ya memang maha tahu. Maka dari itu doa tidak selalu dikabulkan, atau malah tidak pernah ada yang dikabulkan? karena, ya karena Alloh telah maha tahu, sehingga dia memberikan apa yang benar-benar kita butuhkan, bukan yang kita doakan. bukankah begitu logikanya? tapi jadi untuk apa doa ?
Jawabannya adalah sebagai ibadah, bukti kita taat kepada perintahnya yang ada di Al-Quran dan ”sebagai sebuah pengakuan kita bahwa kita hamba yang mengimani Alloh” 

[40:60] Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku1327 akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".


maaf ngutip ayat dikit he he he, selain itu dengan berdoa kita yakin adanya Alloh, dengan berdoa kita tunduk kepada kebesaran Alloh, dengan berdoa kita hidup dan mati karena Alloh dan jawaban yang tersisa adalah, bagaimana Alloh memberikan apa yang kita butuhkan ? bagaimana cara Alloh bekerja ?
entah, bagi saya Alloh itu maha berbeda.
 
"Alloh works in a mysterious way"
 
makasih bahir atas diskusinya.... 
 
Do'a adalah bentuk kita berazam, berniat, dan bertekad yang dimana do'a adalah sebagai pengendali, kemudi untuk menentukan langkah.
Amin adalah bentuk langkah, gerak, berupaya dan usaha dari do'a yang kita azamkan.
klo masalah do'a kita dikabulkan atau engga mah ya terserah Alloh. Itu merupakan salah satu hak prerogatifnya Alloh yang tidak bisa diintervensi oleh kita sebagai makhluk. 
Yang kita bisa hanya ber-do'a dan meng-amin-ni (berupaya terus-menerus)
 

No comments:

Post a Comment

Korinthus

“Cinta itu sabar…” . Perempuan itu mendengar. Di gedung yang tak dihuni itu, di bawah bulan yang nyaris seperti limau, seseorang datang m...